Berita

4 Karya Mahasiswa Perfilman Undika Bahas Isu Sosial di ‘Semburat: Layar Elegi’

Karya ‘Masterpiece’ dari Mahasiswa PFTV Undika

Apakah kalian pernah merasa seolah-olah adegan dalam sebuah film yang baru saja ditonton seperti cerminan (relate) dari apa yang sedang kalian alami? Misal, cerita tentang hubungan keluarga di film yang terasa familiar dengan kehidupan personal, atau bahkan sekedar obrolan santai antar sahabat yang mengingatkan kita pada lingkungan pertemanan pribadi. Film memiliki ‘kekuatan unik’ untuk menghubungkan emosi, pengalaman, dan realitas kehidupan sehari-hari kita melalui audio visual.

Atas ‘kekuatan unik’ tersebut, akhirnya banyak film-film yang membahas tentang isu sosial yang sedang relevan dan relate dengan kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, para mahasiswa prodi D4 Produksi Film dan Televisi (PFTV) Universitas Dinamika membuat film-film pendek yang mengupas isu-isu sosial yang sedang menjadi concern dan diputar di acara ‘Semburat Final Exhibition Vol. 3: Layar Elegi’. Acara ini diselenggarakan di studio 4 CGV Maspion Square pada hari Rabu (16/04/2025) pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.

Animo Pengunjung “Semburat Final Exhibition Vol. 3: Layar Elegi”

Acara ‘Semburat Final Exhibition Vol.3: Layar Elegi’

Acara ‘Semburat Final Exhibition Vol.3: Layar Elegi’ adalah sebuah acara screening film pameran hasil karya tugas akhir para mahasiswa PFTV Undika, khususnya mahasiswa angkatan ’21 yang telah menyelesaikan masa studi mereka. ‘Semburat’ sendiri sudah dilaksanakan dari tahun lalu, dan ini merupakan kali ketiganya acara ini diselenggarakan. ‘Semburat’ diselenggarakan sebanyak dua kali dalam satu tahun, dan acara inilah yang mengawali.

Artikel Lainnya :  Company Goes To Campus 2.0 bersama Wowrack Indonesia

Muhammad Hafizh, selaku ketua pelaksana ‘Semburat Final Exhibition Vol. 3′ ini menjelaskan bahwa pameran ini mengusung tema yang berbeda dari tahun sebelumnya. “Screening film tahun ini mengusung tema layar elegi, yang menghadirkan potongan-potongan kisah suka dan duka kehidupan ke dalam layar sinema,” ucapnya. Acara ini dihadiri oleh sebanyak 144 penonton yang terdiri dari masyarakat umum, 15 komunitas film yang ada di Kota Surabaya dan sekitarnya, pameran masing-masing film, dan lain-lain.

penonton acara screening film 'semburat: layar elegi'
Penonton “Semburat Final Exhibition Vol.3 : Layar Elegi” saat Pemutaran Film Berlangsung

Dalam sambutannya, Muhammad Bahruddin, selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) PFTV Undika mengatakan bahwa kelima karya ini merupakan masterpiece dari mahasiswa PFTV. “Jika film mereka sudah masuk ke tahap screening film, maka hasil film mereka (mahasiswa) memiliki kualitas dan profesionalisme yang layak untuk diapresiasi oleh penonton. Ini bukan ajang banyaknya jumlah penonton film mereka, namun ini merupakan apresiasi cara mereka bekerja sama dengan kru dan pihak-pihak terkait sehingga bisa menghasilkan sebuah karya film yang epik,” katanya.

Artikel Lainnya :  Manajemen Undika Resmikan Peminatan Manajemen Pariwisata

Di waktu yang sama, Karsam selaku Dekan Fakultas Desain dan Industri Kreatif (FDIK) Undika menuturkan bahwa pada malam screening film ini, para penonton akan melihat hasil terbaik dari mahasiswa PFTV. “Acara screening film ini bertujuan untuk mengapresiasi karya dari mahasiswa PFTV atas kerja keras mereka dalam membuat suatu karya tugas akhir yang memorable,” tuturnya.

Mengangkat Isu Sosial yang Relate dengan Kehidupan Sehari-hari

Hafizh mengatakan bahwa terdapat empat karya film pendek yang ditayangkan dalam acara screening film ini. Keempat karya tersebut merupakan hasil tugas akhir dari mahasiswa PFTV angkatan ’21. Uniknya, film-film pendek tersebut mengangkat isu sosial yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti kesehatan mental, sandwich generation, jeratan pinjaman online (pinjol), dan perebutan harta warisan.

Artikel Lainnya :  Reinforcement

Walaupun mengusung tema isu sosial, namun keempat film ini dikemas semenarik mungkin agar penonton tidak merasa terlalu berat dengan muatan film. “Cara teman-teman mahasiswa mengemas film ini yang membutuhkan kreativitasme tinggi, contohnya seperti film tentang pinjol yang bergenre horor-komedi. Bagaimana mereka membuat isu sosial yang serius dibuat menjadi menghibur namun pesan moralnya tetap tersampaikan,” ujarnya.

Penonton akan disuguhkan dengan visual yang menarik serta relate dengan kehidupan sehari-hari kita yang penuh suka dan duka. “Harapannya, film-film ini bisa menghibur sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua tentang kehidupan yang pasti ada up and down-nya,” sambung Hafizh. Adapun judul-judul film yang ditayangkan adalah “Harus Bagaimana?” karya Umbu Peddy dan Bryan Ardhana, “Livin by Curse” karya Muhammad Hafizh dan Muhammad Daffa, “Sisa Sengsara” karya Naufal Hanif Fiersanto dan Muhammad Nur Iman, serta “Out of the Box” karya Timothy Joaqin.

Artikel Terbaru

Open chat
Hai, Ada yang bisa kami bantu ?