D’Media, (12/08/2024) – Perhelatan lomba ‘DEFOTION’ 2024 yang diselenggarakan pada Kamis (25/07/2024) lalu meninggalkan beberapa cerita yang menarik. Salah satunya adalah kisah dari salah satu peserta ‘DEFOTION’ 2024 yang bernama Kirani Shareen Assyifa.
Kesungguhan Kirani dalam mengikuti lomba ini tidak dapat dipungkiri, karena ia datang jauh-jauh dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk menghadiri ‘DEFOTION’ secara offline di Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya). ‘DEFOTION’ sendiri adalah sebuah lomba poster tingkat nasional antar SMA, SMK, dan MA yang diadakan tiap tahunnya oleh bagian Kemahasiswaan Universitas Dinamika.
Siswi yang duduk di bangku kelas 12 tersebut menceritakan awal mula ia mendapat informasi lomba ‘DEFOTION’ 2024 tersebut. ‘Ini bermula dari keluh kesah saya di Instagram yang saat itu merasa bosan karena sedang liburan, dan kebetulan saya juga baru saja mengikuti lomba poster lainnya,” tandasnya.
Kirani menjelaskan bahwa di story Instagram-nya, ia menanyakan informasi lomba poster yang bisa ia ikuti untuk mengisi kekosongan waktu selama liburan. “Dari situ, teman saya membalas story saya dan memberikan link pengumuman lomba ‘DEFOTION’ ini. Tanpa berlama-lama, saat itu saya langsung mendaftar karena ingin mencari aktivitas,” katanya sambil tertawa.
Siswi yang akrab dipanggil Kira tersebut membuat sebuah poster sesuai tema yang ditetapkan, yaitu ‘Pancasila sebagai Sumber Merdeka Belajar’. Di posternya, Kira ingin menyampaikan bahwa generasi muda saat ini bisa mengekspresikan diri mereka dengan tetap mengamalkan pancasila.
“Sebelum membuat posternya, saya melakukan brainstorming ide. Saya bertanya ke teman-teman sekelas saya untuk bertanya pendapat mereka tentang kurikulum merdeka, karena kebetulan angkatan saya menjadi angkatan pertama yang merasakan kurikulum merdeka,” ucap siswi asal SMA Negeri 7 Banjarmasin tersebut.
Dengan menghabiskan waktu kurang lebih satu bulan brainstorming, ia pun berhasil menyelesaikan posternya dalam waktu satu hari saja. “Selama pengerjaan, saya pernah merasakan art block, seperti bingung apa yang harus ditambahkan ke dalam poster, apa yang kurang. Namun permasalahan itu bisa saya atasi dan berhasil menyelesaikannya dalam waktu satu hari,” sambungnya.
Kira kemudian mengungkapkan alasannya mengapa ia rela datang jauh-jauh dari Banjarmasin ke Surabaya untuk menghadiri ‘DEFOTION’ 2024. “Semasa saya bersekolah, saya selalu diajarkan untuk menggali pengalaman sebanyak-banyaknya dari mana saja, bukan masalah menang atau kalahnya,” tuturnya.
Awalnya, ada keraguan di hati Kira saat akan berangkat ke Surabaya, karena ia datang sendirian tanpa ditemani oleh keluarga. “Sempat ada perasaan (ragu) tersebut, namun kakak saya memotivasi saya untuk memberanikan diri keluar pulau sendirian serta membawa nama baik sekolah,” ungkapnya.
Atas motivasi dari kakaknya sekaligus telah mengantongi izin dari orang tua dan sekolah, Kira pun memutuskan untuk berangkat ke Surabaya. Ia mengaku bahwa ia mendapat banyak sekali pengalaman-pengalaman yang berharga. “Saya mendapat pengalaman untuk bisa menjadi mandiri, mengatur waktu, networking dengan teman baru dan mengenal lingkungan baru,” tukasnya.
Kedatangan Kira ke Surabaya, tepatnya di Universitas Dinamika, membuahkan hasil. Ia berhasil menyabet juara 3 di lomba ‘DEFOTION’ 2024. Atas prestasinya, ia memperoleh beasiswa pendidikan di Universitas Dinamika berupa bebas biaya uang gedung dan SPP 100%. “Saya merasa bangga sekaligus tidak menyangka dengan diri sendiri, karena saya awalnya hanya iseng untuk mengisi kekosongan waktu liburan saya, tapi ternyata dapat meraih juara,” tegasnya.
Selain ‘DEFOTION’, siswi yang bercita-cita menjadi seorang dokter tersebut sudah berkali-kali mengikuti lomba poster lainnya. Tidak sedikit ia berhasil meraih juara di lomba-lomba tersebut. Kira yang memiliki hobi menggambar poster tersebut membuat dia merasa refreshed.
Dengan mengikuti lomba-lomba poster, Kira juga dapat memperbanyak portofolionya dalam menggambar, termasuk lomba ‘DEFOTION’. Lomba ‘DEFOTION’ berkesan baginya karena ia berkesempatan untuk bisa keluar dari comfort zone-nya dan dapat menjalin relasi dengan orang-orang baru di lingkungan yang baru. (tta)