Berita

Mahasiswa DKV Undika Raih Wakil I Duta Batik Jawa Timur

D’Media (11/03/2022) – Nama Imam Miftakul Fauji sudah sering terdengar di kalangan mahasiswa hingga dosen internal Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya). Bukan tanpa sebab, mahasiswa Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) angkatan 2018 ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi mahasiswa dan juga menorehkan banyak prestasi di tingkat Nasional. Terbaru, Imam terpilih menjadi Wakil I Duta Batik Jawa Timur pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surabaya. Pada semifinal yang dihelat pada Jumat (04/03) di Convention Hall Grand City Mall Surabaya ini Imam berhasil mengharumkan nama Undika mengalahkan 19 finalis lainnya.

“Bersyukur sekali bisa diamanahi menjadi Wakil I Duta Batik Jawa Timur, dan ini menjadi tantangan bagi diri saya sendiri untuk bisa merepresentasikan dan merubah mindset tentang batik di kalangan anak muda zaman sekarang,” ujarnya. Imam yang juga YakYuk Lamongan 2017 ini mengungkapkan bahwa batik di Jawa Timur ini sangat beragam dan sudah mulai banyak pengembangan di kreasi motifnya. Seperti halnya di Lamongan kota kelahirannya, ia mengatakan bahwa ada beberapa motif seperti bandeng lele, singomengkok, paduraksa dan bunga tanjung yang mulai diinovasikan para pengrajin batik. “Dari keempat motif batik asal Lamongan itu, motif singomengkok termasuk dalam batik heritage karena erat dengan budaya islami zaman Sunan Drajat dan merupakan sarana penyiaran agama Islam,” terang Imam. Menurutnya, pengembangan pada motif batik tersebut tidak menjadi masalah selagi tidak menghilangkan esensi batik didalamnya. “Maksudnya adalah proses pembuatannya tidak keluar dari kaidah batik yaitu tetap menggunakan canting malam pada proses pembuatannya,” lanjutnya.

Artikel Lainnya :  Mahasiswa Undika Temukan Alat Deteksi Dini Longsor

Pada kesempatan ini Imam menceritakan persiapan yang ia lakukan untuk membekali dirinya pada ajang pemilihan Duta Batik Jawa Timur. “Saya belajar membatik langsung ke pengrajinnya yaitu di Wongso Adi yang ada di Kota Lamongan,” ujar Imam. Beberapa hal yang ia pelajari adalah pengenalan bahan-bahan kain batik, pengenalan motif, proses pembuatan desain hingga proses mencanting batik sampai selesai. “Selain itu saya juga banyak membaca buku-buku tentang batik dan mempersiapkan diri sengan belajar public speaking yang baik dan benar,” tambah mahasiswa yang juga anggota BEM ini.

Selama proses karantina menjelang semifinal, Imam dan para finalis lainnya pun juga mendapatkan pembekalan materi dan tes yang beragam dari pihak Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur diantaranya adalah materi kepribadian, pelatihan koreografi, tes presentasi video campaign, tes pengetahuan tentang batik hingga diskusi pemecahan masalah bersama dalam Focus Group Disscussion (FGD). Setelah terpilih menjadi Wakil I Duta Batik Jawa Timur ini, Imam berharap batik yang ada saat ini bisa divariasikan dalam pengaplikasian barang selain kemeja yaitu seperti tas, sepatu hingga masker dan lain sebagainya. Kedepannya, mahasiswa yang juga pernah meraih Juara III pada Pekan Olahraga Mahasiswa Pencak Silat pada tahun 2019 ini ingin gencar melakukan kampanye dan promosi batik dengan memanfaatkan media sosial yang ia miliki. “Saya juga ingin memotivasi teman-teman yang lain untuk terus mau menggali passionnya baik dibidang akademik maupun non akademik,” pungkas Imam. (Cla)

Artikel Lainnya :  Aplikasi MoLearn, Supaya Mengajar Tak Lagi Sukar