Sutradara ternama Garin Nugroho menyampaikan beberapa kunci untuk menjadi seorang sutradara dalam Kuliah Umum yang digelar program studi Produksi Film dan Televisi (Profiti) Universitas Dinamika (Undika) atau yang dulu STIKOM Surabaya.
“Pertama adalah kenali siapa kita, karakter, dan keterampilan kita seperti apa. Kekuatan dan kelemahannya dimana,” ungkap Garin saat menyampaikan materi yang bertajuk “Menjadi Sutradara Bersama Garin Nugroho” melalui daring dan ditayangkan di kanal YouTube Hima Produksi Film dan Televisi pada Kamis (9/12) lalu.
Sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2019 ini menyampaikan bahwa untuk mengenali karakter diri, dibutuhkan untuk memilih jenis sutradara yang ingin ditekuni dalam membuat film. Misalnya jika memilih sebagai sutradara produser dan sutradara studio, kita harus bisa menyesuaikan karakteristik pihak lain. Sementara jika memilih sebagai sutradara indie, maka dalam proses pembuatan film, ide, dan lainnya ditentukan dari rencana pribadi.
Hal yang lebih penting menurut pria yang menyutradarai lebih dari 25 karya film ini adalah perlunya menanamkan kemampuan berjejaring dan berorganisasi.
“Caranya dengan mengikuti funding skenario, produksi dan workshop. Ini adalah modal jejaring yang lebih mudah diperoleh karena semakin banyak kegiatan yang kita ikuti,” ungkap Garin.
Peraih berbagai penghargaan film dari dalam negeri maupun mancanegara ini juga menyampaikan bahwa jika sudah menguasai karakter diri, manajemen ekonomi yang kuat, berjejaring dan berorganisasi, memiliki keterampilan, obsesi, kerja keras, serta tidak pantang menyerah, maka seseorang yang mimpi menjadi sutradara hebat harus membuat karya-karya secara konsisten
Selain itu, menurut Sutradara film Sepeda Presiden ini, kita juga harus mampu menyesuaikan perkembangan teknologi karena pasar sebuah film lebih beragam, mulai dari televisi, YouTube, Netflix, dan platform digital lainnya. Garin mengungkapkan bahwa setiap periode selalu mengikuti sistem yang berlangsung. Oleh sebab itu, kita harus pandai membaca ekosistem dalam setiap periode itu.
“Tentunya agar bisa mengembangkan kemampuan kita dan bertahan menjadi sutradara,” jelasnya.
Sementara itu, ketua program studi Produksi Film dan Televisi Universitas Dinamika, Muhammad Bahruddin, menyampaikan bahwa gairah anak-anak muda dalam pembuatan film saat ini semakin tinggi karena di era teknologi media dan komunikasi, semuanya berbasis visual dan audio.
“Jika sebelumnya, film baru hanya bisa ditayangkan di bioskop maka sekarang bisa ditayangkan di kanal YouTube dan berbagai platform digital lainya dengan sangat mudah. Oleh sebab itu, kemampuan anak muda untuk membuat film atau video saat ini sangat mendesak untuk dimiliki,” ujar lulusan Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia.
Kuliah Umum yang diikuti oleh kurang lebih 200 pelajar, mahasiswa, dan pekerja di berbagai industri kreatif dari berbagai daerah di Indonesia seperti Surabaya, Jember, Denpasar, Jakarta, Mataram, hingga Flores ini berlangsung selama 2 jam. Mereka tidak hanya antusias dalam menyimak materi yang disampaikan oleh Garin tapi juga mengajukan banyak pertanyaan kepada ketua bidang penjurian FFI 2021 ini.