Berita

DKV Undika Branding 10 UMKM dengan Cuma-Cuma

D’Media, (22/12/2023) – Sebagai bentuk kepedulian terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), para mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika) membranding 10 UMKM di kawasan Surabaya dan Sidoarjo secara cuma-cuma. Hal ini dilakukan sebagai empati terhadap UMKM yang kalang kabut akibat perkembangan teknologi yang sangat. Sebagian dari mereka merasa kalah bersaing dengan startup-startup yang berbasis teknologi dan para reseller yang banyak didominasi anak-anak muda.

“Projek branding UMKM yang dikerjakan anak-anak DKV ini tidak hanya sekedar membuatkan logo dan identitas lainnya tapi juga penggunaan media sosial bagi mereka,” kata Muhammad Bahruddin, dosen Riset Media dan Branding prodi DKV Undika pada Kamis, 21 Desember 2023.

Menurut Bahruddin, projek branding UMKM yang dikerjakan oleh mahasiswa adalah bagian dari tugas ujian akhir semester mata kuliah Riset Media dan Branding. Hasil dari real project ini akan dipamerkan pada bulan Februari 2024 bersama projek lainnya.

Sementara sepuluh UMKM yang dibranding antara lain adalah UMKM Asyadda Honey yang berada di Sidoarjo. UMKM di bidang usaha madu ini dibranding oleh Dimas Ja’far Khoirul Anam Prabowo, Daniel Ivan Hariyanto, Khoirul Umam, dan Irfan Ardianto.

Artikel Lainnya :  Terima DAS dari Undika, Pemkot Beri Pesan Agar Mahasiswa Terus Berinovasi

Para mahasiswa melakukan melakukan wawancara mendalam kepada pelaku UMKM untuk memetakan pesaing, menentukan customer, hingga riset media sosial. Riset ini penting untu mengetahui positioning dari UMKM Asyadda Honey. Dengan positioning yang jelas, maka akan memudahkan konsultan dalam merancang branding.

“Yang paling menonjol dari madu Assyadda adalah kemurniannya. Produk madu ini diambil dari lebah jenis klanceng atau trigona. Tidak seperti madu yang dihasilkan dari pengolahan pabrik, proses pengolahan madu Asyadda steril dari bahan kimiawi. Karena proses pengolahan yang alami, maka citra yang kami munculkan dari UMKM madu Asyadda adalah fresh, aman, dan sehat untuk dikonsumsi,” kata Dimas mewakili timnya.

Kelompok mahasiswa lainnya adalah Rafli Iqbal Maulana, Hanif Sholahuddin Zain, Gilang Fajar Firmansyah, dan Arfan Maulana Wardana. Mereka membranding UMKM Mie Ayam Putri Kembar di kawasan Semampir Surabaya.

Artikel Lainnya :  UAS Pengantar Desain dan Kreativitas Tampilkan Ragam Karya Kreatif Mahasiswa DKV

“Tren mie pedas yang banyak dikonsumsi anak-anak muda sekarang menuntut UMKM lebih jeli dalam mengambil ceruk pasar. Makanya positioning yang kami ambil dari UMKM Mie Ayam Putri Kembar adalah pedas tapi dengan ciri bubuk atau chili powder,” ungkap Iqbal. “Jadi tidak sekedar pedas seperti mie-mie lain yang sedang tren tapi yang ditonjolkan dari Mie ini adalah chili powder-nya,” lanjutnya.

Kelompok mahasiswa lainnya adalah Dustin Wahyu Irtantoputra, Ferry Febrian Ardiansyah, Respati Ramadhan Agsa, dan Muhammad Rangga Wardana. Mereka membranding UMKM yang menjual seblak di Tunjungan Plaza Surabaya. UMKM yang bernama House of Seblak & Friends ini menonjolkan toping olahan ikan yang tidak banyak dimiliki oleh UMKM sejenis. Pelanggannya lebih segmented karena yang disasar adalah seluruh karyawan di Tunjungan Plaza. Ini yang menjadi kekuatan UMKM House of Seblak & Friends.

Positioning UMKM House of Seblak & Friends adalah toping olahan ikan dengan segmentasi dan target karyawan Tunjuangan Plaza. Maka jika ada pengujung mall Tunjungan Plaza yang makan di sini, itu berarti bonus,” kata Dustin tertawa, Selasa 19 Desember 2023.

Artikel Lainnya :  Gelaran Tugas Akhir Universitas Dinamika, Pamerkan Produk-produk Aplikatif

Berbeda dengan kelompoknya Dimas, Iqbal, dan Dustin yang fokus pada UMKM berbasis makanan atau minuman. UMKM yang dibranding oleh Ryan Rudmiansyah bersama Rehan Agatha dan Darma Muktabar adalah jasa bengkel motor. Mereka membranding bengkel motor UMKM Aditya Concept dengan menonjolkan jasa modifikasi.  Bagi mereka, tak banyak bengkel yang menyediakan modifikasi, khususnya sepeda motor untuk anak-anak muda.

Selain empat UMKM tersebut, mahasiswa lainnya membranding UMKM di bidang bunga, kain batik Surabaya, jasa cuci sepatu, craft, kopi, dan fashion.

“Di satu sisi, perancangan branding secara gratis ini membantu para UMKM agar tetap eksis dan berkembang. Sementara di sisi lain, melatih para mahasiswa dalam hal riset, terutama dalam menghadapi klien dan menemukan solusi yang tepat untuk UMKM dengan pendekatan komunikasi visual,” pungkas Bahruddin, penulis buku Isu-Isu Komunikasi di Masyarakat: Media, Politik, Iklan, dan Film ini (bah).