Universitas Dinamika terus meningkatkan kualitas pengajar maupun dosen dengan pribadi yang unggul. Dalam menunjang hal tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar workshop Becoming Personal Excellence with Neuro Linguistik Programming (NLP).
Diikuti oleh 50 peserta, Undika menghadirkan Praktisi NLP, dosen, pengusaha, pendiri jaringan bisnis, dan penulis buku Putu Darma Putra.
“NLP itu gabungan dari beberapa ilmu yang pertama linguistik, kedua psikologi dan ketiga matematika modern,” kata Putu Darma Putra disela-sela acara Workshop di Laksda Mardiono Undika, Selasa 10 Maret 2020.
Ia menjelaskan NLP berfungsi sebagai akselerasi untuk pengembangan diri, bahkan tokoh-tokoh besar seperti Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama pun melakukan pendekatan NLP. Target pendekatan ini agar peserta tidak hanya tahu, tapi paham dan mau melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai khalifah atau pemimpin.
Putu Darma menyebutkan, untuk menjadi pribadi yang unggul, setiap orang harus mampu memimpin dirinya sendiri, memimpin keluarga, dan juga lingkungan sekitarnya.
“Sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin dan menjadi pribadi yang unggul, tidak sedikit-sedikit baper,” katanya.
Setelah keliling Indonesia dari Aceh sampai Jayapura masyarakat kerap mengedepankan perasaan daripada pikiran, kata Putu Darma, hal tersebut menyebabkan masalah semakin besar dan tidak terselesaikan.
Menurutnya, dampak yang dihasilkan dari reaksi menggunakan perasaan dengan menggunakan pikiran sangat berbeda. Jika terlalu dominan perasaan, akan membungkus potensi hidup seseorang menjadi penuh galau dan baper.
“Agar tidak terjadi seperti itu, seseorang harus bisa mengendalikan kata dalam benaknya. Ini akan mempengaruhi keputusan yang diambil. misalnya ketika hari ini saya memasukkan kata-kata ke dalam benak saya “ah males ah” , “jenuh”, ini orang baper. Harusnya kata bermanfaat yang dikeluarkan,” kata Putu Darma.
Ia menyampaikan dalam melatih menjadi pribadi yang unggul, seseorang harus peduli dengan dirinya sendiri. Jangan mengeluarkan kata yang tidak bermanfaat, karena berpengaruh pada tindakan pasrah dan menyerah.