D’Media (14/02/2022) – Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) sebagai kampus swasta peraih Eco Campus Terbaik I pada tahun 2021 menggelar pengabdian masyarakat dan pelatihan pembuatan eco enzim di Kelurahan Kedung Baruk. Menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dari berbagai kelurahan yang ada di Surabaya.
Pada kesempatan ini, Wakil Rektor II Undika, Lilis Binawati bersama Kepala Bagian Administrasi Umum Undika, Indra Gunawan yang selama ini turut andil dalam aktivitas Eco Campus di Undika turun langsung memberikan materi kepada para peserta yang hadir. “Eco enzim ini selain banyak sekali manfaatnya, bahan-bahan untuk membuatnya pun mudah didapatkan,” ujar Lilis. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktik pembuatan eco enzim tersebut diantaranya adalah sampah dari kulit buah dan sayur, gula merah, air mentah serta beberapa wadah dan botol plastik.
“Jadi di praktik kali ini saya menggunakan 900 gram sampah kulit buah, 3 liter air mentah serta 300 gram gula merah,” ujar Lilis sambil menunjukkan bahan-bahan yang dimaksud. Langkah pertama, Lilis bersama Gunawan menuangkan langsung 300 gram gula merah yang sudah dihancurkan ke dalam sebuah wadah plastik besar, kemudian dilarutkan dengan 3 liter air mentah. Setelah kedua bahan tersebut larut, semua sampah kulit buah dan juga beberapa sisa potongan sayuran dimasukkan kedalamnya. “Semua sampah dapur bisa digunakan, yang penting jangan berlemak, jangan terkena minyak dan jangan yang bertekstur keras ya,” ungkap Lilis.
Setelah semua bahan tersebut diaduk, maka tutup rapat wadah plastik tersebut dan biarkan selama hingga 3 bulan. “Nanti di minggu pertama dan ketiga jangan lupa buka tutupnya untuk mengeluarkan gas. Setelah 3 bulan itu nanti baru bisa disaring dan dipisahkan ke wadah baru atau botol-botol plastik,” jelas Lilis yang juga mengajar sebagai Dosen Perpajakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undika.
Kegiatan ini pun disambut oleh antusiasme para peserta yang hadir, salah satunya adalah Surachman. Pria berusia 67 tahun ini sangat bersemangat dan senang saat mengetahui bahwa Undika mengadakan pelatihan tentang pembuatan eco enzim di kelurahan tempatnya tinggal. “Sampai saat ini saya belum pernah membuat (eco enzim), tapi saya sering cari tahu di internet dan kebetulan saya punya banyak bahan di desa seperti buah-buah jeruk yang terkena hama yang bisa dimanfaatkan,” tuturnya. Surachman yang mengaku sudah menggeluti dunia bercocok tanam ini sebelumnya sudah berhasil mengolah lindi, oleh sebab itu dengan bahan yang hampir serupa ini, ia ingin langsung praktik membuat eco enzim karena tertarik berkat banyaknya manfaat yang dihasilkan. “Bagus banget pelatihan ini, banyak manfaat yang didapatkan disini salah satunya kita bisa membantu Pemerintah Daerah untuk mengurangi sampah dengan cara pengelolaan sampah organik seperti ini,” ungkap Surachman.
Reaksi positif pun disampaikan oleh Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dyan Prasetyaningtyas. “Untuk menjadikan Kota Surabaya menjadi lebih baik itu tidak cukup Pemerintah Kota yang bergerak, namun butuh bantuan dari berbagai instansi salah satunya adalah Akademika seperti ini,” ujar Dyan. Ia sangat mengapresiasi karena Undika yang memiliki concern di lingkungan ini mau bekerjasama dan mengembangkan edukasi di tengah masyarakat. “Meskipun ini perdana namun menurut saya sukses meraih animo peserta yang hadir, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang datang dari para peserta,” tutur Dyan.
Lebih lanjut Dyan menuturkan bahwa manfaat dari kepedulian lingkungan ini tidak terasa saat ini namun akan terasa di waktu yang mendatang. “Dan pemahaman serta kesadaran antar satu orang dengan orang lain tentang lingkungan ini kan berbeda-beda ya, jadi effortnya lebih untuk membuat mereka bisa lebih peduli,” lanjutnya. Oleh sebab itu Dyan berharap melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, Undika bisa terus melakukan pengabdian masyarakat terlebih yang memiliki fokus di bidang lingkungan. (Cla)