Doktor Batik Pertama di Indonesia yang berasal dari Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) baru saja menggelar desiminasi hasil penelitian tentang penggunaan bahan alami sebagai pewarna batik pada Kamis (12/12/2024). Acara ini dilaksanakan di UPT Museum Mpu Tantular, Sidoarjo dan diikuti oleh sekitar 80 peserta yang tersebar dari beberapa area di Jawa Timur.
Doktor Batik yang bernama Karsam tersebut menjelaskan bahwa ia ingin berbagi ilmu tentang pembuatan batik secara tradisional menggunakan bahan-bahan alami kepada masyarakat, khususnya para pembatik lainnya. “Dalam penelitian ini, saya menemukan formula dan cara pengolahan warna primer dari kayu secang, rimpang kunyit, dan daun indigofera storbilanthes cusia,” ujarnya.
Tidak hanya membeberkan hasil penelitiannya saja, Karsam pun juga menunjukkan beberapa kain batik buatannya yang menggunakan warna dari bahan alami. “Saya sudah menguji coba beberapa kali tentang pewarna alami ini, dan hasilnya menunjukkan bahwa bahan-bahan alami (kayu secang, kunyit, dan daun indigofera) sangat bagus dan tidak merusak lingkungan,” ucapnya.
Ia juga memberikan panduan mengolah bahan-bahan alami tersebut menjadi pewarna batik yang dikemas dalam sebuah buku fisik. Ia sangat terbuka untuk sharing kepada siapapun yang tertarik dan ingin memperdalam ilmu batik.
Karsam yang sekaligus pemilik galeri batik ‘KEYNA Gallery’ tersebut sempat bercerita terkait tantangan yang sempat ia temui dalam melakukan penelitiannya. “Percobaan ini tidak sekali jadi, namun pernah mengalami kegagalan beberapa kali. Saya tidak berhenti disitu, dan saya makin teliti dan telaten untuk percobaan ini sehingga saya berhasil mendapat hasil yang memuaskan seperti saat ini,” tuturnya.
Para peserta yang merupakan seniman, budayawan, pembatik, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum tersebut menyambut dengan antusias atas acara ini. “Dari paparan acara ini, saya merasa lebih termotivasi untuk menggunakan pewarna dari bahan alami dan semoga penggunaan pewarna alami ini bisa dilakukan secara lebih masif,” kata Naning Gustiningtiyas, seorang pembatik dan sekaligus pemilik dari galeri batik ‘Gustinitik Batik & Art’. Karsam yang juga merupakan seorang Dosen di Universitas Dinamika menceritakan bahwa ia pernah memproduksi batik yang dipesan oleh negara Belanda. Batik itu ia beri nama ‘Batik Ploso Lore Brantas’ dan sudah ia patenkan sejak tahun 2022.