D’Media (15/02/2022) – Perkembangan teknologi di industri perekonomian yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk lebih “lincah” dalam mengaplikasikan beragam e-commerce. Hal ini disampaikan oleh Slamet, Dosen S1 Sistem Informasi Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) pada pelatihan E-Commerce UMKM di Era Digital. Pelatihan yang diadakan pada Selasa (15/2) ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta yang kebanyakan sudah merintis UMKM.
“Sekarang ini era 5.0 semua kegiatan bertumpu pada teknologi karena IT menjangkau dunia tanpa hadir secara fisik. Oleh sebab itu digital marketing menjadi pilihan yang wajib bagi masyarakat saat ini,” tutur Slamet. Pada pelatihan yang bertempat di Aula Kelurahan Kedung Baruk ini, Slamet menjelaskan hal penting yang perlu diperhatikan bagi perintis UMKM adalah mengetahui target pasar dan mempelajari hal-hal mulai dari personality, tingkah laku, attitude, minat, hobi serta gaya hidup. “Selain itu perintis UMKM harus bisa berpikir kritis untuk bisa berkembang di revolusi industri,” jelas Slamet. Lebih lanjut ia menerangkan bahwa masayarakat yang ingin memulai bisnis UMKM harus terus mau belajar menggunakan marketplace yang disukai dan belajar sistem bisnis yang ingin ditekuni.
Slamet menyarankan kepada para peserta yang hadir untuk mau mencoba langsung penggunaan beragam marketplace yang hadir di tengah masyarakat modern saat ini. “Salah satu contoh lokal di Surabaya saat ini ada E-Peken yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya,” tuturnya. Menurutnya, E-Peken sebagai salah satu marketplace lokal ini dapat menjadi wadah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal tersebut karena pemerintah ingin meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Surabaya sehingga ada regulator yang dipantau oleh pemerintah secara langsung. “Kuncinya harus mau join langsung di marketplace yang disukai lalu evaluasi proses bisnis yang sudah dilakukan,” tegas Slamet.
Melalui kegiatan ini, para peserta yang hadir merasa mendapatkan banyak ilmu bermanfaat salah satunya adalah Wahyu Gunawan. Ia pun memanfaatkan pelatihan ini untuk mendapatkan solusi dari pemasalahan yang ia hadapi dalam bisnis online frozen food yang sedang ia rintis. “Kesulitannya tuh selama ini saya sudah gencar promosi lewat media sosial, tapi hasil omzet setiap bulan masih stagnan,” terang Wahyu. Pria yang dahulu bekerja sebagai pegawai bank ini kini merasa tertantang dalam menggeluti dunia bisnis. “Ternyata menjadi seorang wirausaha itu mudah dilihat tapi susah dilaksanakan,” ujarnya sambil tertawa. Besar harapan Wahyu setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, ia bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan untuk meningkatkan penjualan secara online melalui Instagram bisnisnya di @pentolbakar_juara. “Senang sekali dapat ilmu baru, semoga kegiatan pelatihan seperti ini sering dilakukan agar bisa menjangkau para perintis UMKM di lingkungan Kedung Baruk ini,” pungkas Wahyu. (Cla)