D’Media, (06/03/2024) – Di era modern seperti saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan manusia terhubung oleh teknologi, sehingga hal ini dapat memudahkan pekerjaan manusia. Salah satu contohnya adalah berbelanja yang bisa dilakukan menggunakan website sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Ini pun menjadi salah satu dari latar belakang dari didirikannya start up milik Universitas Dinamika yang bernama ‘Belanjar’.
‘Belanjar’ yang merupakan singkatan dari belanja sambil berselancar, adalah sebuah marketplace sarana jual beli produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Mikro Menengah (UMKM) di Universitas Dinamika. Marketplace yang berbasis website ini dikenalkan dan beroperasi pada 27 Februari 2024. ‘Belanjar’ bisa dibuat untuk menjual barang apapun, seperti fashion, food and beverages, dan lain sebagainya.
Arifin Puji Widodo, selaku Chief Executive Officer (CEO) dari ‘Belanjar’, menjelaskan tujuan didirikannya ‘Belanjar’. “Kami ingin memberi wadah bagi para pelaku UMKM, khususnya yang ada di Universitas Dinamika, untuk bisa berjualan,” ujar Arifin. Penjual maupun pembeli yang menggunakan ‘Belanjar’ diharuskan untuk membuat akun terlebih dahulu. Terdapat tiga tahapan, yaitu mengisi data diri, verifikasi email, lalu akun pun siap digunakan untuk bertransaksi.
Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan bahwa ‘Belanjar’ sangat support produk-produk pelaku UMKM agar mereka bisa lebih berkembang dan adanya sistem klasterisasi di ‘Belanjar’. Saat ini, klasterisasi ‘Belanjar’ hanya ada di area kampus Universitas Dinamika saja, sehingga yang bisa berjualan dan membeli hanya Dinamikawan saja. Namun, dengan berjalannya waktu serta penyempurnaan layanan, rencananya ‘Belanjar’ akan ditempatkan di desa-desa yang ada di Jawa Timur.
Penempatan ‘Belanjar’ di desa-desa juga memiliki alasan tersendiri. “Dengan sistem klasterisasi tadi bisa memungkinkan bagi perangkat-perangkat desa untuk mengetahui potensi UMKM yang ada di tiap desa berdasarkan daily report yang telah ‘Belanjar’ kumpulkan tiap harinya,” ucap Arifin. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan pasar online yang ada di desa.
Afif Faturrahman, selaku Chief Operating Officer (COO) ‘Belanjar’ juga menjelaskan bahwa ‘Belanjar’ bisa diakses dengan gratis. Tidak ada biaya layanan yang dibebankan kepada penjual maupun pembeli saat mereka bertransaksi. Selain itu, sistem pembayaran yang digunakan menggunakan cash on delivery (COD).
Saat pembeli sudah memesan pesanan mereka di ‘Belanjar’, maka penjual bisa mengantar pesanan kepada pembeli sebelum pukul 07.30 dan pada pukul 12.00 – 13.00. Hal ini, kata Afif, dilakukan agar menghindari mengganggu aktivitas bekerja para Dinamikawan. Sedangkan untuk pemesanannya sendiri bisa dilakukan dengan sistem pre-order satu hari sebelum produk diantar.
“Harapannya dengan diluncurkannya ‘Belanjar’ bisa memudahkan para penjual UMKM yang ada di klaster-klaster tertentu agar makin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Arifin. (tta)