Prestasi

Film ‘Dancing in Pandemic’ Karya Mahasiswa PFTV Berhasil Lolos di Festival Film Nasional

D’Media,
FDIK

– Di era sekarang ini, dunia perfilman sangat digandrungi oleh para anak muda
kreatif yang ingin menyalurkan ide-ide dan bakat mereka dalam sebuah film.
Tidak sedikit dari karya-karya film anak muda saat ini bisa mendapatkan atensi
luas dari masyarakat Indonesia, salah satunya adalah film pendek ciptaan
mahasiswa Universitas Dinamika, Ryan Arisandy.


Ryan,
begitu biasa ia dipanggil, menciptakan sebuah film pendek yang diberi judul ‘
Dancing
in Pandemic
’. Film pendek berdurasi 11 menit ini berhasil lolos screening
film
pada acara festival film nasional ‘Sinemasa Watu Gambir’ di Watu
Gambir Park, Kabupaten Karanganyar.


Terlihat
dari judulnya, ‘
Dancing in Pandemic’ menceritakan tentang perjuangan
sebuah keluarga ditengah pandemi virus Covid-19. “Film ini bergenre drama, yang
menceritakan seorang anak disabilitas dan ibunya yang hanya tinggal berdua.
Saya juga meng-
highlight keganasan virus Covid-19 yang membuat mereka berhadapan
dengan pilihan yang sulit.”, ujar Ryan.

Artikel Lainnya :  Sistem Kendali Robot Smart Car Inovasi Mahasiswa Tawarkan User Experience yang Menarik


Di
lain waktu, menurut Muhammad Bahruddin, selaku Ketua Program Studi Produksi
Film dan Televisi (PFTV), film pendek yang Ryan buat bisa terpilih karena
memenuhi visi-visi Sinemasa pada tahun 2023.


Perlu
diketahui bahwa Sinemasa Watu Gambir adalah kegiatan yang diinisiasi oleh
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Badan Perfilman Indonesia (BPI).
Kegiatan ini mengkolaborasikan lembaga pendidikan dengan pelaku industri dan
pemangku kebijakan perfilman sebagai wujud sinergi dari dunia pendidikan dan
industri menuju peningkatan jumlah dan mutu sumber daya perfilman Indonesia.


Terdapat
enam kriteria sebagai dasar penilaian di Sinemasa Watu Gambir ini, beberapa
diantaranya adalah orisinalitas (konsep asli dan bersifat khas), kreativitas
dan inovasi (film memiliki pendekatan kreatif dan inovatif yang mampu
menciptakan pengalaman visual dan naratif), serta kejernihan gagasan dan tema
(film mampu menyampaikan pesan dan makna yang kuat kepada penonton sesuai
dengan situasi dan perkembangan zaman).

Artikel Lainnya :  Mengontrol Kipas Angin dengan Jari Tangan Menggunakan Inovasi Sistem Mahasiswa Undika


Selain
karya Ryan, terdapat tujuh karya mahasiswa lainnya dari berbagai wilayah
Indonesia yang turut ditayangkan di festival film tersebut. Festival ini
diselenggarakan selama tiga hari, yaitu dari tanggal 17-19 November 2023.


Sinemasa
Watu Gambir dihadiri oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia perfilman dari
seluruh Indonesia. Festival ini memiliki konsep
movie camp, sehingga
para peserta bisa menonton film,
sharing session, workshop dalam nuansa camping.


“Harapan saya atas
pencapaian ini, agar bisa mendorong mahasiswa PFTV lainnya untuk menciptakan
karya-karya film yang menarik dan bisa dikenal oleh banyak orang.”, pungkas
Bah.
(tta)