D’Media, (11/06/2024) – Sebanyak lima tim dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) berhasil lolos seleksi dan mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Senin (10/06/2024).
Dilansir dari situs Kemendikbudristek, secara singkat P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta coaching kepada mahasiswa peserta P2MW.
Bambang Hariadi, selaku Wakil Rektor III Universitas Dinamika, menyampaikan apresiasinya pada acara penyerahan dana hibah P2MW di Ruang Rapat Gedung Biru kemarin. “Saya bangga dengan capaian prestasi teman-teman mahasiswa sekalian. Semoga bisnis kalian bisa makin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujar Bambang.
Wawan Wahyudi Effendi, staff dari bagian Kemahasiswaan, menyebutkan bahwa pada pelaksanaan P2MW ini berlangsung selama lima bulan. Pada bulan Juli, akan diadakan monitoring dan evaluasi (monev) oleh Kemendikbudristek untuk mengetahui progress bisnis para mahasiswa. “Dalam monev itu juga akan ada penilaian. Apabila pada saat penilaian dinyatakan bagus, maka tim tersebut berkesempatan untuk diundang menghadiri acara KMI Expo di Kendari,” jelas Wawan.
Tim-tim yang telah lolos tersebut diwajibkan untuk membuat laporan kemajuan dan laporan akhir agar dapat terlihat perkembangan sebelum dan sesudah mengikuti program P2MW ini. Tidak hanya mahasiswa saja, melainkan dosen pembimbing tiap tim pun tiap bulannya juga harus melakukan report terkait perkembangan tim yang mereka bimbing.
Kelima tim mahasiswa ini berasal dari berbagai program studi (prodi). Empat tim berasal dari Fakultas Teknologi dan Informatika (FTI), dan satu tim berasal dari prodi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Masing-masing tim memiliki ide bisnis yang menarik dan inovatif, sehingga dapat lolos pendanaan P2MW.
Kelima nama tim tersebut adalah Tech Genius, Evil Twin, Fish Bucket, Melonesia, dan Petelor. Tech Genius adalah tim beranggotakan tiga mahasiswa prodi Teknik Komputer (TK). “Kami berfokus pada pengembangan dan produksi starter kit cerdas dalam bidang Internet of Things (IoT) dan robotika,” kata Rizky Aditya Mahardika, perwakilan dari Tech Genius.
Tim Tech Genius beserta dosen pembimbing, Harianto
Evil Twin beranggotakan tiga mahasiswa prodi Sistem Informasi (SI) yang memiliki fokus menjadi sebuah perusahaan konsultan keamanan IT untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan kerentanan keamanan dalam infrastruktur website klien. “Tidak hanya mengidentifikasi saja, tapi kami juga memberikan solusi untuk meningkatkan keamanan sistem mereka untuk meminimalisir serangan website klien,” ujar Ananda Fauziah, perwakilan dari tim Evil Twin.
Tim Evil Twin bersama dosen pembimbing, Basyrul Muvid
Fish Bucket adalah sebuah sistem cerdas budidaya ikan dalam ember (budikdamber) yang menggunakan teknologi IoT dan aplikasi Android untuk monitoring dan mengontrol sistem. “Keunggulan sistem kami adalah sistem kami dapat digunakan oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak memiliki pengalaman budidaya ikan sebelumnya. Sistem ini juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan dan meminimalisir resiko gagal panen serta memberikan solusi budidaya ikan di ruang terbatas,” ungkap Pundharika Duta Susiloningtyas, perwakilan dari Fish Bucket yang berasal dari prodi TK.
Tim Fish Bucket bersama dosen pembimbing, Weny Indah Kusumawati
Melonesia adalah bisnis yang bergerak di bidang budidaya melon secara organik dengan dikombinasikan menggunakan konsep eduwisata. “Kami bertujuan untuk menghadirkan buah melon organik agar masyarakat Indonesia dapat mengonsumsi buah yang sehat, sekaligus untuk mengedukasi dan menggerakkan masyarakat agar mampu budidaya melon secara organik,” ucap Abel Indra, perwakilan dari Melonesia. Melonesia berisikan mahasiswa prodi TK dan Sistem Informasi (SI).
Tim Melonesia bersama dosen pembimbing, Heri Pratikno
Yang terakhir adalah Petelor, yang merupakan tim dari prodi Akuntansi. Dwi Pratiwi, perwakilan dari tim Petelor, menjelaskan bahwa ide bisnis ini berawal dari kurangnya minat masyarakat terhadap camilan berbahan dasar pete dan daun kelor. “Maka dari itu, kami berencana untuk membuka peluang baru dengan memanfaatkan pete dan daun kelor sebagai camilan yang enak dan berkualitas,” jelas Dwi. (tta)
Tim Petelor bersama dosen pembimbing, Tony Soebijono