Dampak dari Perkembangan Internet
Di era digital seperti saat ini diiringi oleh perkembangan internet yang sangat pesat. Perkembangan internet ini memiliki banyak dampak positif, seperti akses informasi yang luas dan mudah, meningkatkan produktivitas, kemajuan dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat untuk berbisnis melalui online.
Tentunya, di tengah gempuran teknologi yang menawarkan segudang dampak positif, internet juga memiliki dampak negatifnya. Salah satu dampak negatifnya adalah kejahatan di internet (judi online). Fenomena judi online sudah menjadi permasalahan yang cukup lama di kalangan masyarakat, karena efeknya yang sangat merugikan dan membuat pemainnya ketergantungan.
Parahnya, remaja-remaja dengan rentang usia 17 – 20 tahun rentan menjadi sasaran empuk para oknum di balik industri judi online, ditambah lagi dengan beberapa artis atau influencer yang secara terang-terangan mempromosikan judi online di platform media sosial mereka yang dapat memengaruhi para remaja.
Judi online dapat menyebabkan kecanduan yang kemudian dapat bermuara ke permasalahan emosional, finansial, dan sosial. Oleh karena itu, seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika menciptakan sebuah inovasi berupa board game edukatif berjudul ‘Tolak Rayuan Dusta’.
Tolak Rayuan Dusta, Board Game Edukatif yang Tolak Judi Online
(Dok. Humas Undika)
Hanif Sholahuddin Zain, mahasiswa DKV angkatan ’21 menciptakan sebuah board game berjudul ‘Tolak Rayuan Dusta’. Board game ini dirancang sebagai salah satu upaya mengedukasi masyarakat, terutama remaja, agar terhindar dari kecanduan judi online. “Board game adalah sarana media pembelajaran yang cocok bagi para remaja, karena dengan bermain, mereka juga bisa belajar tentang bahaya judi online dan mengasah pola pikir remaja untuk mengambil keputusan yang baik,” ucapnya.
Mahasiswa yang biasa dipanggil Hanif tersebut mengatakan bahwa kata kunci dari karyanya adalah ‘self control’ atau yang dapat diartikan sebagai kontrol diri. Kontrol diri dapat dilakukan oleh para remaja untuk terhindar dari dampak buruk judi online. “Setiap remaja yang bermain board game ini akan mengetahui dampak buruk judi online, cara mencegahnya, serta mengasah pola pikir remaja agar dapat mengambil keputusan yang tepat jika dihadapkan dengan judi online,” tuturnya.
‘Tolak Rayuan Dusta’ ini terinspirasi dari board game terkenal yaitu saboteur. ‘Tolak Rayuan Dusta’ terdiri dari dua karakter utama, yaitu remaja dan bandar. Masing-masing karakter memiliki tugasnya tersendiri. Remaja memiliki tugas untuk mencari dan menyusun jalan hingga sampai di kartu finish yang digambarkan berupa tabungan. “Pemain yang menjalankan karakter remaja agar dapat mengasah pola pikir dan mengendalikan diri dari godaan bandar,” ujar Hanif.
Tugas dari karakter bandar adalah membuat remaja tersesat dengan mengalihkan atau membelokkan jalan yang telah dibuat oleh remaja dengan mengarahkan jalan tersebut ke arah kartu finish bergambar judi. Hal ini dilakukan agar pemain dapat menahan emosi dan mampu mengambil keputusan yang bijak. Pemain akan dibekali oleh lima jenis kartu permainan, yaitu kartu jalan, kartu edukasi, kartu intip, kartu lewat, dan kartu acak.
Didukung oleh Teknologi AR
(Dok. Humas Undika)
Salah satu daya tarik dalam board game ini adalah tertanamnya teknologi augmented reality (AR) di permainan ini. Tujuannya agar pemain dapat merasakan pengalaman yang lebih immersive dalam bermain ‘Tolak Rayuan Dusta’ secara 3D. Pemain bisa scan kartu finish (tabungan dan judi) dan cover dari permainan ini.
Permainan ini bisa dimainkan sebanyak tiga hingga enam pemain. Selain itu, board game ini juga dibekali oleh perlengkapan merchandise lainnya sebagai media pendukung edukasi, seperti kaos, stiker, tumbler, notebook, standee, dan lain-lain.
Board game ini merupakan hasil karya tugas akhir (TA) Hanif yang tentunya melewati beberapa tantangan dalam proses pembuatannya. Ia harus melakukan proses wawancara yang cukup panjang dengan beberapa pihak terkait, seperti komunitas pencegahan judol, psikolog, dan lain-lain.
Hanif pun memberikan harapannya atas terciptanya karya tersebut. “Semoga dengan board game edukatif ini, masyarakat khususnya remaja, bisa tergerak untuk mencegah diri mereka agar tidak terjerumus dalam rayuan judi online,” pungkasnya.