D’Media (02/08/2022) – Kecintaan
dua mahasiswa S1 Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika)
pada batik, dituangkan dalam sebuah Buku Fotografi. Adalah Imam Miftakul Fauji
dan Farezal Ardiansyah yang membuat Buku Fotografi Batik untuk diangkat sebagai
karya Tugas Akhir mereka.
Imam Miftakul Fauji yang mengangkat Batik Tulis Sendang Duwur sebagai tema konten bukunya mengatakan bahwa saat ini pengenalan mengenai Batik Tulis Sendang Duwur masih minim. “Oleh karena itu buku fotografi tentang batik ini diproyeksikan bagi remaja usia 17 sampai 21 tahun dan juga generasi penerus pembatik,” tutur mahasiswa angkatan 2018 ini.
Dalam buku setebal 50 halaman ini, Imam menjelaskan 22 motif Batik Tulis Sendang Duwur yang dibagi menjadi dua jenis yaitu klasik dan juga kontemporer. “Jenis klasik itu merupakan motif yang sudah melegenda dan turun temurun, sedangkan kontemporer merupakan hasil kreasi pembatik yang mengamati lalu memodifikasi menjadi suatu motif baru pembatik itu sendiri,” jelasnya. Imam yang juga merupakan Wakil I Duta Batik Jawa Timur ini menegaskan bahwa batik tulis bukan hanya sebuah kain yang dipakai sebagai baju atau karya fashion lainnya. “Akan tetapi batik merupakan identitas Bangsa Indonesia dimana ketika orang asing melihat batik sudah tentu dipikirannya adalah Indonesia,” kesan mahasiswa yang juga aktif dalam kegiatan PSHT ini.
Tidak jauh berbeda dengan Imam, Farezal Ardiansyah yang kerap dipanggil Farez juga membuat sebuah karya Buku Fotografi tentang Batik Gedog Tuban. Buku bertajuk New Weave Gedog Tuban ini memiliki tebal sebanyak 100 halaman. “Jadi di buku saya itu berisi latar belakang Kabupaten Tuban, Sejarah Tenun Gedog, proses pembuatan ragam tenun Gedog Tuban hingga cara merawat tenun,” jelas mahasiswa yang akan diwisuda pada Oktober mendatang ini. Selain itu, Farez juga menampilkan makanan dan minuman khas Tuban seperti tuak, ampo dan juga dumbek sebagai properti dalam Buku Fotografi tersebut.
Dalam
pembuatan Buku Fotografi ini, Farez melakukan riset dan pengambilan foto di dua
tempat yang berbeda yaitu Galeri Batik Gedog Melati Mekar Mandiri serta Tenun
Gedog Tradisional Zaenal. “Saya pertama kali riset untuk isi buku ini di Galeri
Batik Gedog Melati Mekar Mandiri untuk melihat proses pembuatan tenun, bahan
baku hingga cara perawatannya,” terang Farez. Sedangkan untuk pengambilan foto
pada setiap kain ia lakukan di Galeri Tenun Gedog Tradisional Zaenal yang berlokasi
di Kerek, Tuban Jawa Timur. Farez pun berharap dengan adanya karya ini
masyarakat tidak lupa dengan budaya tradisional yang dimiliki Indonesia. “Karena
jika tidak dimulai dari generasi kita, maka tidak menutup kemungkinan budaya
tradisional yang ada di Nusantara akan punah tergerus pekermbangan zaman dan teknologi,”
pesannya. (Cla)