PFTV Undika Berjejaring dengan Industri Perfilman Indonesia

Cetak
Image 20 Nov 2023


D’Media, (20/11/2023) - Program Studi (Prodi) Produksi Film dan Televisi (PFTV) Universitas Dinamika (Undika) mendapat kesempatan untuk mengikuti program Sinemasa yang diadakan oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI). Acara yang bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Asosiasi Program Studi Film dan Televisi (Prosfisi), 17-19 November 2023 di Desa Wisata Watu Gambir,  Karanganyar, Jawa Tengah ini diikuti oleh 18 prodi Film dan Televisi seluruh Indonesia yang diwakili oleh satu ketua prodi (kaprodi) dan dua mahasiswa.



Program yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Kemenparekraf) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini memberikan pelatihan khusus bagi mahasiswa dalam bidang penyutradaraan film bersama Fajar Bustomi, sutradara film Dilan 1990 (2018), Dilan 1991 (2019) , dan Buya Hamka (2023). Sementara para kaprodi merumuskan kebijakan kurikulum Film dan Televisi, membuat kesepakatan kerjasama, serta menetapkan rekomendasi kepada pemerintah dalam lingkup pendidikan dan industri perfilman.


“Acara ini benar-benar membuka mata para akademisi pendidikan film dan televisi di Indonesia terkait dunia industri perfilman yang saat ini terus bergerak seiring perkembangan teknologi dan digitalisasi,” kata Muhammad Bahruddin, Ketua Program Studi PFTV Universitas Dinamika yang menjadi delegasi di acara ini.


Doktor Ilmu Komunikasi bidang perfilman ini mengatakan bahwa kurikulum perfilman di kampus harus terus update karena kekuatan film sebagai media adalah teknologi.


“Kurikulum pendidikan film dan televisi di Indonesia harus melek dengan digitalisasi yang mengubah banyak cara kerja dalam industri perfilman, khususnya dalam menangkap perilaku penonton dan cara berjualan film,” ungkap dosen yang menjadi juri Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2021 dan 2022 ini.


Yang menarik, selain membahas tentang semua hal tentang industri perfilman, di program ini panitia juga mengumumkan karya film mahasiswa prodi PFTV Undika berjudul Dancing in Pandemic karya Ryan Arisandy sebagai salah satu film yang berhasil lolos kurasi bersama tujuh film mahasiswa lainnya untuk diputar di areal Layar Tancap, Laboratorium Film Watu Gambir. Film Dancing in Pandemic telah menyisihkan puluhan film mahasiswa lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.


“Daging semua sih acaranya. Kita jadi tahu tentang digitalisasi film berbasis OTT, kerja sensor film, dan bisa berdiskusi langsung dengan sutradara. Karya-karya bagus mahasiswa juga diapresiasi melalui kurasi para juri untuk diputar di sini” kata Naufal Hanif Fiersanto, ketua Himpunan Mahasiswa PFTV Undika.


Naufal menjelaskan bahwa dengan adanya acara ini mahasiswa jadi tahu tentang bagaimana kerja di industri film sebenarnya.


Sementara Herdiansyah Dwi Saputra, mahasiswa PFTV Undika yang mengikuti acara ini, mengungkapkan bahwa koneksi antara pendidikan dan industri film sangat penting sehingga semua lulusan bisa fokus untuk kerja di industri film dan televisi sejak mereka menjadi mahasiswa Film dan Televisi. Apalagi dengan digitalisasi, semua orang bisa membuat usaha sendiri di bidang perfilman.


“Kita jadi tahu bagaimana membuka jaringan dan bersinergi di dunia film. Itu penting banget,” kata Herdi. “Yang tak kalah penting, di sini kita bisa bertemu langsung dengan para pelaku film. Itu yang benar-benar aku dapat banget di acara ini,” pungkas Herdi yang saat ini sedang mengerjakan projek film pendek. (Bah)


511 kunjungan