D’Media (18/05/2022) – Proses
membatik dengan canting sudah umum dilakukan oleh para pengrajin batik. Namun
inovasi lain dibuat oleh salah satu alumnus S1 Program Studi Desain Produk
Universitas Dinamika (Undika), Nabila Ali. Nabila yang merupakan mahasiswa
angkatan 2017 ini membuat alat cap batik dengan memanfaatkan limbah duplex.
Bahan
duplex yang seringkali berakhir menjadi kumpulan sampah plastik, dikreasikan
menjadi motif cetakan batik dengan mengangkat kebudayaan Kota Jombang. “Jadi,
motif cetakan yang saya buat ini mengandung filosofi Kota Jombang dengan
unsur-unsur didalamnya ada motif bangunan ringin contong, buah durian, dan jam
bol gondong,” ujar Nabila. Ia mengungkapkan bahwa selain karena Jombang adalah
kota kelahirannya, ia ingin melestarikan budaya-budaya Kota Jombang lewat batik
karena motif-motif tersebut belum banyak diaplikasikan pada batik.
Dalam proses pembuatannya, Nabila memilah limbah duplex yang masih layak digunakan, kemudian dibuat pola sesuai dengan desain yang diinginkan. Setelah pola terbentuk, duplex dipasang pada sebuah triplek yang pada bagian belakang sudah diberi pegangan untuk mempermudah proses membatik. Cetakan motif tersebut lalu dimasukkan ke dalam cairan malam yang sudah dipanaskan agar lebih kuat dan kokoh. “Dari proses yang sudah saya lakukan, proses menempelkan desain ke kertas duplexnya cukup detail sehingga saya harus teliti,” ungkap mahasiswa yang juga sempat magang di UD. Griya Amira ini.
Karya
yang Nabila buat selama satu semester ini pun diapresiasi oleh Yosef Richo
Adrianto selaku dosen pembimbing. “Ini hal yang bagus ya karena ini mendukung
Eco Campus yang memang dilakukan oleh Undika karena bahan yang digunakan aman
dan ramah lingkungan,” ujar Richo yang juga merupakan Kepala Program Studi S1
Desain Produk Universitas Dinamika. Selain itu, Richo menuturkan bahwa melalui
karya inovasi ini juga merupakan salah satu cara untuk membantu memperkenalkan
seni budaya di daerah tertentu. “Seni budaya batik ini perlu dikembangkan lagi
sesuai dengan filosofi dan ciri khas daerah yang diangkat,” tutur Richo.
Melalui
ini, Richo berharap bisa melakukan riset-riset bersama para mahasiswa Desain
Produk yang lain dengan tujuan untuk membantu para pelaku UMKM khususnya
pengrajin batik. “Terlebih di pemanfaatan teknologi ya, menurut saya para
pekerja lokal perlu dibina untuk bisa memanfaatkan teknologi untuk bidang
usahanya,” ungkapnya.