Berita

Ubah Jadi Kampung Batik, Undika Gelar Perlatihan Modernisasi Batik

Pelatihan modernisasi batik dilakukan mahasiswa Universitas Dinamika (Undika) Surabaya dalam pengabdian masyarakat. Pelatihan ini merupakan Program Holistik pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang diterima Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang enysar warga Suratan Kelurahan Kranggan, Mojokerto.

Selama hampir tiga minggu mereka memotivasi warga untuk mengubah desa menjadi kampung batik. Menurut Ketua Pelaksana PHP2D, Muhammad Wahyudi, antusiasme warga cukup tinggi dalam pelatihan membuat batik. Di pekan pertama warga diajarkan membuat teknik batik jumput. Di pekan pertama warga diajarkan membuat teknik batik jumput. Pekan kedua, warga diajarkan membuat teknik batik cap, dan terakhir membuat batik tulis.

“Sedangkan Bulan Oktober akan ada pelatihan pemasaran, pengelolaan uang dan lainnya,” kata Yudi sapaan akrabnya.

Artikel Lainnya :  Karyawan Undika Terima Fasilitas Vaksin Covid-19

Yudi menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan (prokes). Ia juga mengadakan kegiatan secara daring, agar tidak terlalu banyak dan sering berkerumun. Selain itu, mahasiswa Undika akan memberikan pelatihan manajemen produksi, keuangan, dan juga pemasaran. Sehingga tujuan awal untuk modernisasi Desa Suratan menjadi Kampung Batik bisa tercapai.

Meski terbilang lancar, Wahyudi mengakui, ada beberapa kendala saat melakukan pelatihan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini kegiatan harus tetap menerapkan prokes sesuai dengan anjuran pemerintah. Diantaranya dengan membatasi jumlah orang yang mengikuti pelatihan, tetap jaga jarak, menggunakan masker, dan menggunakan masker, dan menggunakan hand sanitizer scara berkala.

“Kami juga mengecek suhu peserta yang mengikuti pelatihan, jika suhunya mencapai 38, tidak diperkenanka mengikuti pelatihan langsung tapi melalui pelatihan online,” kata dia.

Artikel Lainnya :  Buka Pintu dengan Senyuman

Wahyudi berharap, budaya dan seni bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber ekonomi, sehingga kampung ini dikenal dengan Kampung Wisata Batik sekaligus ikon Kota Mojokerto. Agar program ini berjalan sesuai perencanaan, mahasiswa bersama kampus akan melakukan monitoring dan evaluasi setiap pekannya. “Jika kurang maksimal akan membuat UMKM untuk dikerjakan warga setempat dan membuat website untuk pemasarannya, jadi kerjasama dengan generasi muda untuk mengoperasikan websitenya,” pungkasnya.