Tiga Aspek Penting Tumbuhkan Jiwa Entrepreneur Mahasiswa

Cetak
Image

Pandemi COVID-19 menjadi masalah utama di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia. Banyaknya masyarakat yang terpapar, mengharuskan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, baik dalam bekerja maupun belajar.


Adanya pembatasan tersebut juga berdampak pada perekonomian masyarakat. Dimana banyak masyarakat yang mengalami pengurangan gaji hingga PHK lantaran kurangnya pemasukan di perusahaan tempat mereka bekerja.


Guna mengatasi hal tersebut, Achmad Yanu Alif Fianto mengatakan, perlunya peran pada dosen serta civitas akademik untuk terus menanamkan jiwa entrepreneur bagi para mahasiswanya.


Salah satunya dengan melakukan pembaharuan kurikulum pendidikan kewirausahan untuk seluruh mahasiswa, khususnya pada Program Studi yang berada dalam disiplin ilmu Ekonomi dan Bisnis.


“Karena dulu kita bekerja di sebuah perusahaan dengan maksud tidak sulit mendapatkan penghasilan bulanan. Tapi perusahaan juga perekenomiannya menurun, sehingga tidak bisa membayar gaji karyawan,” kata Yanu, Senin (22/2).

Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dinamika (Undika) ini mengungkapkan, di situasi yang serba dengan ketidakpastian seperti saat ini, tidak hanya para mahasiswa yang dituntut untuk lebih kreatif dalam pengembangan skill, tetapi juga seluruh elemen civitas akademik harusnya memiliki strategi.


“Kalau Prodi Manajemen itu kan memang harus bisa membuka peluang usaha, padahal jiwa kewirausahaan harus ada pada setiap mahasiswa di jurusan apapun,” ujarnya.


Menurutnya, terdapat tiga aspek yang harus ditingkatkan guna mencapai hal tersebut. Diantaranya jiwa kemandirian, daya juang dan hardskill setiap mahasiswa.


Dalam segi aspek jiwa kemandirian, mahasiswa harus mampu bersikap mandiri dan tidak bergantung pada apa pun agar bisa mengembangkan perusahaan. Baik itu usaha yang dirintisnya sendiri atau tempat mahasiswa bekerja nantinya.


Sementara pada aspek penanaman daya juang dalam pendidikan kewirausahaan, mahasiswa tidak boleh mudah menyerah jika mengalami kegagalan.


"Mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan saat ini, sekaligus bisa mengelola diri dan bisa berinovasi dengan mengembangkan kemampuannya," jelas Yanu.


Dengan adanya hal tersebut diharapkan para mahasiswa mau mengembangkan skill-nya untuk membuat sebuah peluang usaha baru ataupun inovasi baru yang bermanfaat bagi perusahaan hingga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.


"Karena apa yang dilakukan mahasiswa, khususnya mereka yang di Fakultas Ekonomi dan Bisnis berperan penting dalam perekonomian Indonesia mendatang," pungkasnya.



Berita ini telah tayang di Kumparan pada  22 Februari 2021

Repost PR Undika


659 kunjungan